Kamis, 24 Desember 2015
IKLAN | TANAH - COCOK UNTUK , PENGEMBANG (PROPERTI) : MALL,PERUMAHAN, PERKANTORAN, PERHOTELAN, DAN APARTEMEN.
PROPERTI - JUAL LAHAN
COCOK UNTUK , PENGEMBANG (PROPERTI) : MALL,
PERUMAHAN, PERKANTORAN, PERHOTELAN, DAN
APARTEMEN
HUBUNGI : RICKY HUTAHAEAN
No HP : 0852 7060 9146
Peminat Hubungi Contact Di Bawah Ini :
Bpk RICKY : 0852 70609146
HUBUNGI : RICKY HUTAHAEAN
No HP : 0852 7060 9146
BISNIS | Jasa Pengurusan Pengeluaran Barang Import (2)
Kepada Yth,
Import Dept/Purchasing
Dengan Hormat,
Dengan ini perkenankanlah kami menawarkan Jasa Pengurusan Pengeluaran Barang Import diarea Bea dan Cukai Bandara Soekarno Hatta dan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.
Jika Perusahaan Bapak/Ibu belum mempunyai IZIN IMPORT (API, NIK atau izin lainnya) dapat menggunakan Undername Perusahaan kami sebagai Consignee.
Fasilitas Undername yang kami sedia:
- N p w p / A p i-u / S r p / N i k / N p i k / It Elektronik / It Besi / Baja
( HS CODE )
Bag v (hs no. 2501 s/d 2716) - Bag vi (hs no.2801 s/d 3826)
Bag vii(hs no.3901 s/d 4017) - Bag viii (hs no.4101 s/d 4304)
Bag ix (hs no.4401 s/d 4602) - Bag x (hs no.4701 s/d 4911)
Bag xi (hs no.5001 s/d 6310) - Bag xii (hs no.6401 s/d 6704)
Bag xiii(hs no6801 s/d 7020) - Bag xv (hs no.7201 s/d 8311)
Bag xvi(hs no.8401 s/d 8548) - Bag xvii (hs no.8601 s/d 8908)
Bag xx (hs no.9401 s/d 9691)
Catatan :
- Jasa yang kami ajukan sudah termasuk biaya Transfer EDI (PIB) dan Pemeriksaan Jalur Merah.
- Bila barang tidak sesuai dengan pemberitahuan/ Packing list diluar tanggung jawab kami.
Adapun daerah operasional Kami sebagai berikut:
- Bandara Internasional Soekarno-Hatta
- Pelabuhan Tanjung Priok ( Jakarta )
- Pelabuhan Tanjung Perak ( Surabaya )
- Pelabuhan Tanjung Emas ( Semarang )
- Pelabuhan Belawan ( Medan )
Demikian penawaran ini kami sampaikan, Besar harapan kami semoga penawaran ini dapat terwujud dalam bentuk kerjasama, sehingga dapat menguntungkan kedua belah pihak. Atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
Salam dan Hormat kami,
Dedy S -
Hp : 0812 13 154 156
BBM : 579B918D
Whatsapp : 0812 13 154 156
E'mail : dedysyahputra65@@gmail.com
Website : www.jasaeksportimportjakarta.com
Rabu, 09 Desember 2015
TENTANG LARTAS, KATEGORI DAN PERIJINANNYA
TENTANG LARTAS, KATEGORI DAN PERIJINANNYA
TENTANG LARTAS
Barang larangan dan/atau pembatasan (LARTAS) ?- adalah barang yang dilarang dan/atau dibatasi impor atau ekspornya
Siapa yang menerbitkan peraturan tentang LARTAS pemasukan dan pengeluaran barang impor ?
- Instansi Teknis Terkait, yakni departemen atau lembaga pemerintah
non departemen tingkat pusat, yang menetapkan peraturan LARTAS atas
impor atau ekspor dan menyampaikan peraturan tersebut kepada Menteri
Keuangan.
Instansi Teknis manakah yang telah menetapkan aturan LARTAS ?
- Instansi Terkait yang menetapkan peraturan LARTAS atas impor atau
ekspor dan telah menyampaikan peraturan tersebut kepada Menteri
Keuangan, sampai periode Agustus 2013 adalah sebagai berikut :
- Kementerian Perdagangan
- Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan
- Badan Karantina Pertanian (Karantina Hewan dan Tumbuhan)
- BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan)
- Kementerian Kesehatan
- DJBC (Direktorat Jenderal Bea dan Cukai)
- BAPETEN (Badan Pengawas Tenaga Nuklir)
- Bank Indonesia
- Kementerian Kehutanan
- Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi
- Kementerian Pertanian
- Kementerian Perindustrian
- POLRI
- Kementerian Lingkungan Hidup
- Kementerian ESDM
- Kementerian Pertahanan
- Kementerian Budaya dan Pariwisata
- Kementerian Kelautan dan Perikanan
- Mabes TNI
- Direktorat Jenderal Perhubungan Udara – Kementerian Perhubungan
Siapa yang berwenang mengawasi pemasukan atau pengeluaran barang yang termasuk kategori LARTAS ?
- DJBC, sesuai kewenangan yang diberikan Kementerian Keuangan.
Sejauh mana wewenang DJBC dalam mengawasi pemasukan/pengeluaran barang yang termasuk kategori LARTAS ?
- DJBC berwenang melakukan penegahan terhadap barang yang termasuk
kategori LARTAS yang tidak dilengkapi perijinan dari Instansi Teknis
Terkait - DJBC berwenang melakukan penegahan terhadap barang yang menimbulkan
perbedaan penafsiran apakah termasuk kategori LARTAS atau tidak.
Bagaimana perlakuan barang LARTAS dalam mengawasi pemasukan/pengeluaran barang yang termasuk kategori LARTAS ?
- DJBC berwenang melakukan penegahan terhadap barang yang termasuk
kategori LARTAS yang tidak dilengkapi perijinan dari Instansi Teknis
Terkait.
Apakah perijinan tersebut hanya untuk Impor Umum atau juga berlaku untuk Barang Kiriman ?
- Ketentuan tentang LARTAS berlaku untuk semua jenis importasi, apakah
itu impor umum, impor barang kiriman melalui PJT atau Pos dan juga
melalui terminal kedatangan penumpang.
Apakah tidak ada pengecualian ?
- Ketentuan tentang pengecualian perijinan diatur masing-masing di
dalam peraturan dari Instansi Teknis terkait, jika peraturan tersebut
tidak secara tegas mengatur adanya pengecualian, maka DJBC tidak
berwenang memberikan persetujuan pengeluaran barang.
Bagaimana seandainya Importir tidak bisa mendapatkan perijinan dari Instansi Terkait ?
- Importir dapat mengajukan permohonan reekspor atas barang yang
diimpor (RTO-Return To Origin) atau mengajukan permohonan pengeluaran
barang sebagian (tidak berlaku untuk kiriman EMS) dengan mengajukan permohonan ke Kepala. - Dalam hal importir tidak melakukan pengurusan barang impor dalam
waktu lebih dari 30 hari, maka status barang tersebut akan menjadi
Barang Tidak Dikuasai (BCF 1.5).
Dimana bisa diperoleh informasi mengenai perijinan/LARTAS tersebut ?
- Kunjungi website INSW pada laman http://eservice.insw.go.id/ Menu “Lartas Information”
- Pada kolom “Search” pilih HS (Harmonized System) Code Impor, atau HS
(Harmonized System) Code Ekspor, atau Lartas Impor Description, atau
Lartas Ekspor Description - Masukkan Nomor HS atau uraian barang pada kolom “Keyword”
KATEGORI LARTAS DAN PERIJINANNYA
KOMODITAS LARTAS IMPOR | ||
Alat dan Perangkat Telekomunikasi | Gombal | Obat |
Alat Kesehatan | Gula | Obat hewan |
Bahan Berbahaya (B2) | Hewan | Obat Ikan |
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) | Hortikultura | Obat Tradisional |
Bahan Obat | Ikan | Pangan |
Bahan Obat Tradisional | Intan Kasar | PCMX |
Bahan Pangan | Jagung | Pelumas |
Bahan Peledak | Kaca Lembaran | Perkakas tangan |
Bahan Radioaktif | Kedelai | Pestisida |
Bahan Suplemen Kesehatan | Keramik | PKRT (Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga) |
Bahan Tambahan Pangan | Komoditi CITES | Plastik |
Ban Bertekanan | Komoditi wajib label berbahasa Indonesia | Prekursor |
Barang Modal Bukan Baru | Komoditi wajib SNI | Preparat bau-bauan mengandung alkohol |
Bahan Baku Kosmetik | Kosmetik | Produk Babi |
Bahan Baku Obat | Limbah B3 | Psikotropika |
BBM | Limbah Non-B3 | Sakarin |
Beras | Limbah Plastik | Senjata api |
Besi Baja | Mainan Anak-anak | Sepatu dan alas kaki |
Bhn Baku OT | Mesin Multifungsi Berwarna | Suplemen Makanan |
BPO (Bahan Perusak Ozon) | Mesin yang menggunakan BPO | Tekstil dan Produk Tekstil |
Cakram Optik | MMEA (Minuman Mengandung Etil Alkohol) | Tumbuhan |
Cengkeh | Narkotika | Uang Tunai |
Elektronik | Nitro Cellulose | Udang |
Etilena | NPIK | Vaksin |
Garam |
JENIS PERIJINAN IMPOR | ||
KODE IJIN | JENIS PERIJINAN | INSTANSI TEKNIS |
8001 | Persetujuan Impor bahan nuklir dari BAPETEN | BAPETEN |
8002 | Persetujuan Impor Sumber radiasi pengion dari BAPETEN | BAPETEN |
9001 | Formulir Pemberitahuan kepada BI/PPATK | BI |
5854 | Surat Keterangan Impor | BPOM |
5855 | Surat Keterangan Komoditas Non Obat dan Makanan | BPOM |
10001 | Ijin Impor dari Dep. Kebudayaan dan Pariwisata | KEMENTERIAN BUDAYA DAN PARIWISATA |
17001 | SNI | KEMENTERIAN ESDM |
17002 | Nomor Pelumas Terdaftar | KEMENTERIAN ESDM |
17003 | Ijin Usaha Niaga Umum/Ijin Usaha Niaga Terbatas | KEMENTERIAN ESDM |
11001 | SATS LN dari DepHut dan Izin CITES dari negara pengekspor. | KEMENTERIAN KEHUTANAN |
21001 | Nomor Pendaftaran Obat Ikan | KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN |
6001 | Nomor Pendaftaran Alat Kesehatan | KEMENTERIAN KESEHATAN |
6002 | Laporan Surveyor | KEMENTERIAN KESEHATAN |
6006 | SPI Narkotika | KEMENTERIAN KESEHATAN |
6007 | SPI Psikotropika | KEMENTERIAN KESEHATAN |
6008 | Nomor Pendaftaran PKRT | KEMENTERIAN KESEHATAN |
6091 | SPI-Prekursor Farmasi | KEMENTERIAN KESEHATAN |
1503 | PI Barang Hibah | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1504 | PI Barang Modal Bukan Baru Pemakai Langsung | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1505 | PI Barang Impor Sementara | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1506 | PI Barang Modal Bukan Baru Rekondisi | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1507 | PI Pemasukan Barang Kembali | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1418 | PI Tabung gas 3 Kg | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1508 | PI Tanpa API & NPIK | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1509 | PI Tanpa NPIK | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1422 | PI Beras | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1408 | PI Cengkeh | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1502 | PI Gula Kristal Putih | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1015 | PI Cakram Optik Isi | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1016 | PI Cakram Optik Kosong | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1017 | PI Cakram Optik Mesin dan Peralatan Mesin | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1510 | PI Cakram Otik Polycarbonat | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1413 | PI Mesin Multi Fungsi dan Printer Berwarna | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1414 | SPI Perkakas Tangan | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1511 | PI Minyak dan Gas Bumi | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1512 | PI Minuman Beralkohol | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1416 | PI Sakarin | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1513 | PI Pupuk Bersubsidi | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1514 | PI Garam Industri | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1411 | PI Intan Kasar | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1421 | PI Siklamat | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1403 | PI Bahan Berbahaya | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1407 | PI Bahan Peledak Industri | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1426 | PI BPO Non Metil Bromida | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1425 | PI BPO Metil Bromida | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1405 | PI Nitrocellulose | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1406 | PI Prekursor Non Farmasi | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1515 | PI Barang Pindahan Duta Besar | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1516 | PI Tidak Reekspor barang ex Impor Sementara | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1517 | PI Tanpa API | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1415 | SPI Preparat Bau-bauan | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1219 | IP Besi atau Baja | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1518 | IP Besi atau Baja K3S | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1203 | IP Beras | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1218 | IP Gula Kristal Mentah | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1216 | IP Gula Kristal Rafinasi | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1212 | IP Pelumas | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1210 | IP Tekstil | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1213 | IP Etilena | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1214 | IP Garam Iodisasi | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1215 | IP Garam Non Iodisasi | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1013 | IP Plastik | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1012 | IP Bahan Berbahaya | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1217 | IP BPO Metil Bromida | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1204 | IP BPO Non Metil Bromida | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1011 | IP Limbah Non B3 | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1208 | IP Nitrocellulose | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1209 | IP Prekursor Non Farmasi | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1211 | IP PCMX | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1316 | IT Besi atau Baja | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1312 | IT Perkakas Tangan | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1519 | IT Produk Tertentu – Alas Kaki | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1520 | IT Produk Tertentu – Elektronika | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1521 | IT Produk Tertentu – Mainan Anak-anak | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1522 | IT Produk Tertentu – Pakaian Jadi | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1523 | IT Produk Tertentu – Produk Makanan dan Minuman | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1524 | IT Gula Kristal Putih | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1009 | IT Cakram Optik | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1525 | IT Non Cakram Optik | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1308 | IT Mesin Multifungsi dan Printer Berwarna | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1307 | IT Intan Kasar | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1309 | IT Minuman Beralkohol | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1314 | IT Sakarin dan Garamnya | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1306 | IT Garam | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1310 | IT Nitro Cellulose | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1311 | IT Prekursor Non Farmasi | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1304 | IT BPO Non Metil Bromida | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1526 | IT BPO Metil Bromida | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1302 | IT Bahan Peledak Industri (Komersial) | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1313 | IT Preparat Bau-bauan | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1001 | NPIK Beras | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1002 | NPIK Gula | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1003 | NPIK Kedelai | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1004 | NPIK Jagung | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1005 | NPIK TPT | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1006 | NPIK Elektronik | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1007 | NPIK Sepatu | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1008 | NPIK Mainan Anak-anak | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1061 | Surat Pendaftaran Barang | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1099 | Laporan Surveyor | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1537 | Certificate Of Inspection | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1601 | IP Holtikultura | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1602 | IT Holtikultura | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1603 | PI Holtikultura | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1605 | IT Telepon Seluler, Komputer Genggam (Handheld) dan Komputer Tablet | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1606 | PI Telepon Seluler, Komputer Genggam (Handheld) dan Komputer Tablet | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1607 | IT Hewan dan Produk Hewan | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
1608 | PI Hewan dan Produk Hewan | KEMENTERIAN PERDAGANGAN |
14001 | Sertifikat Produk Penggunaan Tanda SNI | KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN |
14003 | Pengecualian SNI | KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN |
13001 | SNI Gula Kristal Mentah | KEMENTERIAN PERTANIAN |
13002 | Wajib izin impor dari Departemen Pertanian | KEMENTERIAN PERTANIAN |
13003 | Wajib Izin dan/atau Pendaftaran Pestisida dari Menteri Pertanian | KEMENTERIAN PERTANIAN |
12001 | Sertifikasi Postel | DITJEN POSTEL |
3004 | Karantina Hewan KH 7 | KARANTINA HEWAN |
3007 | Karantina Hewan KH 12 | KARANTINA HEWAN |
3012 | Karantina Hewan KH 5 | KARANTINA HEWAN |
3999 | KH.4, KH.5, KH.7,KH.8a, KH.8b, KH.8c, KH.9, KH.10,KH.11 atau KH.12 | KARANTINA HEWAN |
2946 | Karantina Ikan KID 3 | KARANTINA IKAN |
2947 | Karantina Ikan KID 5 | KARANTINA IKAN |
2999 | KI-D3, KI-D12, atau KI-D15 | KARANTINA IKAN |
4942 | KT.2 atau KT.9 | KARANTINA TUMBUHAN |
16001 | Surat Keterangan Registrasi Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) | KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP |
15001 | Wajib Izin Impor dari POLRI | POLRI |
KOMODITI LARTAS EKSPOR | ||
BAHAN GALIAN GOL C | KAYU | PRODUK PETERNAKAN |
BATU MULIA | KOMODITI WAJIB L/C | PUPUK |
BERAS | KOPI | ROTAN |
CAGAR BUDAYA | LOGAM MULIA | SISA/SKRAP |
CITES | MIGAS | TAMBANG BATUAN |
INTAN KASAR | PP TERTENTU | TAMBANG MINERAL BUKAN LOGAM |
INTI KELAPA SAWIT | PREKURSOR NON FARMASI | TAMBANG MINERAL LOGAM |
KARET | PRODUK PERIKANAN | TIMAH |
JENIS PERIJINAN EKSPOR | ||
Kode Ijin | Jenis Perijinan dan Instansi Penerbit | |
1901 | Eksportir Terdaftar (ET) Timah dari Dirjen Daglu | |
1902 | Eksportir Terdaftar Intan | |
1903 | Eksportir Terdaftar Kopi (ET-Kopi) oleh Dirjen Daglu | |
1904 | Eksportir Terdaftar Prekursor yang ditetapkan Dirjen Daglu | |
1905 | Eksportir Terdaftar Produk Industri Kehutanan (ETPIK) yang diterbitkan oleh Dirjen Daglu | |
1906 | Eksportir Terdaftar Rotan (ETR) yang diakui Dirjen Daglu | |
1907 | Laporan Surveyor (Verifikasi atau Penelusuran Teknis) | |
1908 | Pengesahan (endorsement) dari Badan Revitalisasi Industri Kehutanan (BRIK) | |
1909 | Sertifikat Intan Kasar yang diterbitkan oleh Surveyor yang ditetapkan Menteri Perdagangan | |
1915 | Surat Persetujuan Ekspor (SPE) Produk Perikanan dari Dirjen Daglu | |
11901 | SATS LN Ekspor dari Departemen Kehutanan | |
1916 | Surat Persetujuan Ekspor (SPE) Produk Pertambangan dari Dirjen Daglu | |
1911 | Surat Persetujuan Ekspor (SPE) Beras dari Dirjen Daglu | |
1914 | Surat Persetujuan Ekspor (SPE) Kayu Ulin dari Dirjen Daglu | |
1918 | Surat Persetujuan Ekspor (SPE) Pupuk dari Dirjen Daglu | |
1913 | Surat Persetujuan Ekspor (SPE) Inti Kelapa Sawit dari Dirjen Daglu | |
1919 | Surat Persetujuan Ekspor (SPE) Skrap dari Dirjen Daglu | |
1917 | Surat Persetujuan Ekspor (SPE) Produk Peternakan dari Dirjen Daglu | |
1912 | Surat Persetujuan Ekspor (SPE) Intan Kasar dari DIRJEN DAGLU cq. Direktur Ekspor Produk Industri dan Pertambangan Departemen Perdagangan |
|
1920 | Surat Persetujuan Ekspor Kopi (SPEK) dari Dinas Perdagangan propinsi/kabupaten/kota yang ditetapkan Dirjen Daglu | |
1921 | Surat Persetujuan Ekspor Prekursor dari Dirjen Daglu | |
1922 | SPPT SNI | |
1923 | Letter of Credit melalui Bank Devisa Dalam Negeri | |
1924 | STR-UPPB | |
1925 | STPP-Bokor SIR | |
1926 | Surat Persetujuan Ekspor (SPE) Rotan dari Dirjen Daglu | |
1927 | Surat Persetujuan Ekspor Minyak dan Gas Bumi | |
1928 | Laporan Surveyor Bahan Galian Golongan C | |
1929 | Laporan Surveyor Beras | |
1930 | Laporan Surveyor Kayu | |
1931 | Laporan Surveyor PP Tertentu | |
1932 | Laporan Surveyor Prekursor | |
1933 | Laporan Surveyor Rotan | |
1934 | Laporan Surveyor Timah | |
1935 | Eksportir Terdaftar Produk Pertambangan | |
1936 | Dokumen V-Legal | |
1937 | Eksportir Terdaftar (ET) Sarang Burung Walet |
PT. HASNA TIRTA JAYA
http://pt-hasnatirtajaya.blogspot.co.id/
Prosedur Impor Semua barang yang masuk ke Indonesia harus mengalami
proses persetujuan oleh Bea Cukai dan kemudian dikenakan bea cukai dan
pajak lain yang berkaitan dengan impor kecuali jika secara hukum yang
berlaku barang tersebut dibebaskan untuk tidak membayar bea. Ada
beberapa langkah yang terkait dengan Prosedur Impor : Prosedur untuk
masuk sebelum izin Pemberitahuan
Semua barang yang masuk ke
Indonesia harus mengalami proses persetujuan oleh Bea Cukai dan
kemudian dikenakan bea cukai dan pajak lain yang berkaitan dengan impor
kecuali jika secara hukum yang berlaku barang tersebut dibebaskan
untuk tidak membayar bea. Ada beberapa langkah yang terkait dengan
Prosedur Impor :
Prosedur untuk masuk sebelum izin
Pemberitahuan
Deklarasi impor
Dokumentasi
Pemeriksaan Barang Impor
Penilaian barang yang kena bea cukai
Pembayaran Bea Masuk
Rilis Barang
Barang rusak atau hancur atau lupa
Impor Sementara
1. Prosedur untuk masuk sebelum izin
Barang
impor dapat dikatakan sah secara hukum masuk setelah kedatangan kapal
melalui batas-batas pelabuhan masuk. Begitu kapal datang, Master atau
agen nya wajib mengajukan Deklarasi Umum mencakup semua kargo dan
perlengkapan di kapal ke Kantor Pelayanan Bea Cukai paling lambat per
tanggal kedatangan, kecuali jika barang dating pada hari Minggu dan Hari
Libur, pengajuan harus dilengkapi dengan informasi berikut :
proses persetujuan oleh Bea Cukai dan kemudian dikenakan bea cukai dan
pajak lain yang berkaitan dengan impor kecuali jika secara hukum yang
berlaku barang tersebut dibebaskan untuk tidak membayar bea. Ada
beberapa langkah yang terkait dengan Prosedur Impor : Prosedur untuk
masuk sebelum izin Pemberitahuan
Semua barang yang masuk ke
Indonesia harus mengalami proses persetujuan oleh Bea Cukai dan
kemudian dikenakan bea cukai dan pajak lain yang berkaitan dengan impor
kecuali jika secara hukum yang berlaku barang tersebut dibebaskan
untuk tidak membayar bea. Ada beberapa langkah yang terkait dengan
Prosedur Impor :
Prosedur untuk masuk sebelum izin
Pemberitahuan
Deklarasi impor
Dokumentasi
Pemeriksaan Barang Impor
Penilaian barang yang kena bea cukai
Pembayaran Bea Masuk
Rilis Barang
Barang rusak atau hancur atau lupa
Impor Sementara
1. Prosedur untuk masuk sebelum izin
Barang
impor dapat dikatakan sah secara hukum masuk setelah kedatangan kapal
melalui batas-batas pelabuhan masuk. Begitu kapal datang, Master atau
agen nya wajib mengajukan Deklarasi Umum mencakup semua kargo dan
perlengkapan di kapal ke Kantor Pelayanan Bea Cukai paling lambat per
tanggal kedatangan, kecuali jika barang dating pada hari Minggu dan Hari
Libur, pengajuan harus dilengkapi dengan informasi berikut :
- Nama dan bendera kapal dan juga nama tuannya;
- Negara Asal, tempat (s) dan pembebanan / keberangkatan;
- Jumlah, tanda, penomoran, dan deskripsi lain dari kemasan barang, termasuk berat dan volume (isi kubik);
- Jenis dan jumlah barang yang tidak dikemas.
Setelah melaporkan
isi kapal ke Kantor Pelayanan Bea Cukai, barang dapat dibongkar di
dermaga resmi dan tempat (tempat pendaratan disetujui), atau pada tempat
lain yang berwenang sesuai dengan permintaan dari carrier
2. Pemberitahuan
Barang
bisa dinyatakan sebagai miliknya oleh importir atau bisa di atas
namakan broker pabean. Pemberitahuan dimaksudkan untuk mendapatkan
clearance barang untuk langsung digunakan atau impor sementara harus
melakukan hal sebagai berikut:
Setelah melaporkan
isi kapal ke Kantor Pelayanan Bea Cukai, barang dapat dibongkar di
dermaga resmi dan tempat (tempat pendaratan disetujui), atau pada tempat
lain yang berwenang sesuai dengan permintaan dari carrier
2. Pemberitahuan
Barang
bisa dinyatakan sebagai miliknya oleh importir atau bisa di atas
namakan broker pabean. Pemberitahuan dimaksudkan untuk mendapatkan
clearance barang untuk langsung digunakan atau impor sementara harus
melakukan hal sebagai berikut:
untuk mengajukan deklarasi pengimpor (PIB), bersama dengan dokumen
pendukung yang relevan seperti: faktur komersial, tagihan saluran napas
atau B / L, packing list, dll;
- untuk membayar bea masuk dan pajak;
pendukung yang relevan seperti: faktur komersial, tagihan saluran napas
atau B / L, packing list, dll;
- untuk membayar bea masuk dan pajak;
- untuk memastikan keakuratan untuk khusus dalam PIB seperti antara
lain: klasifikasi atau HS / Kepabeanan kode, nilai custosm, dll
3. Impor Deklarasi
Deklarasi
harus dibuat pada formulir deklarasi impor disebut “Impor Deklarasi”
(PIB) yang harus diajukan ke Kantor Pelayanan Bea Cukai selama jam
kantor.
Setelah Pemberitahuan di submit,, barang diizinkan untuk
disimpan di gudang sementara (gudang atau ruang terbuka) pelabuhan
untuk jangka waktu maksimal 2 bulan, dimulai sejak tanggal pembongkaran,
namun di Tanjung Priok, periode maksimum penyimpanan sementara hanya 1
bulan. Barang-barang yang belum di clearance dalam waktu yang ditentukan
akan dianggap sebagai barang tidak diklaim di mana Bea Cukai berwenang
untuk menghapus, menghancurkan, ekspor ulang, atau menjual barang-barang
tersebut melalui lelang.
Dalam hal barang tidak di klaim dalam
waktu satu tahun dan jika importir tidak melunasi biaya yang dikeluarkan
untuk pemindahan dan penyimpanan barang, maka Bea Cukai berwenang untuk
menjual barang tersebut secara lelang atau melepaskan barang seperti
diputuskan oleh Menteri Keuangan.
Hasil penjualan tersebut
digunakan untuk menutupi bea masuk, pajak dan biaya lainnya. Jumlah
tersebut akan dikembalikan kepada importir jika klaim dibuat dalam
jangka waktu 3 tahun dimulai dari tanggal penyimpanan di Gudang Bea
Cukai. Jika tidak diklaim akan dimasukan sebagai pendapatan Negara.
4. Dokumentasi
PIB antara lain memerlukan informasi berikut :
lain: klasifikasi atau HS / Kepabeanan kode, nilai custosm, dll
3. Impor Deklarasi
Deklarasi
harus dibuat pada formulir deklarasi impor disebut “Impor Deklarasi”
(PIB) yang harus diajukan ke Kantor Pelayanan Bea Cukai selama jam
kantor.
Setelah Pemberitahuan di submit,, barang diizinkan untuk
disimpan di gudang sementara (gudang atau ruang terbuka) pelabuhan
untuk jangka waktu maksimal 2 bulan, dimulai sejak tanggal pembongkaran,
namun di Tanjung Priok, periode maksimum penyimpanan sementara hanya 1
bulan. Barang-barang yang belum di clearance dalam waktu yang ditentukan
akan dianggap sebagai barang tidak diklaim di mana Bea Cukai berwenang
untuk menghapus, menghancurkan, ekspor ulang, atau menjual barang-barang
tersebut melalui lelang.
Dalam hal barang tidak di klaim dalam
waktu satu tahun dan jika importir tidak melunasi biaya yang dikeluarkan
untuk pemindahan dan penyimpanan barang, maka Bea Cukai berwenang untuk
menjual barang tersebut secara lelang atau melepaskan barang seperti
diputuskan oleh Menteri Keuangan.
Hasil penjualan tersebut
digunakan untuk menutupi bea masuk, pajak dan biaya lainnya. Jumlah
tersebut akan dikembalikan kepada importir jika klaim dibuat dalam
jangka waktu 3 tahun dimulai dari tanggal penyimpanan di Gudang Bea
Cukai. Jika tidak diklaim akan dimasukan sebagai pendapatan Negara.
4. Dokumentasi
PIB antara lain memerlukan informasi berikut :
- nama, pekerjaan dan alamat pemberitahu;
- nama pembawa dan tuannya;
- negara asal;
- tempat di mana barang disimpan (gudang, ruang terbuka, gudang, dll);
- kualitas, deskripsi barang untuk tujuan klasifikasi dan penilaian.
PIB
harus dilengkapi dengan dokumen pendukung seperti faktur, bill of
lading, asuransi, daftar pengepakan, lisensi impor untuk jenis barang
tertentu.
5. Pemeriksaan Barang Impor
Pemeriksaan biasanya
dilakukan di tempat yang ditentukan secara hukum selama jam kerja.
Ruang lingkup pemeriksaan biasanya hingga 10%, namun ketika suatu
pelanggaran terdeteksi, pemeriksaan menyeluruh akan dilakukan.
Pemberitahu
bertanggung jawab untuk bongkar muat, membongkar, mengemas, dan
menyediakan fasilitas lainnya yang diperlukan untuk pemeriksaan barang.
Ketika dalam pemeriksaan terdapat perbedaan, sampel barang dapat
diekstraksi untuk klasifikasi yang tepat dan penilaian nilai, bea, dan
pajak atau untuk tujuan lain sebagaimana mungkin ditentukan oleh Bea
Cukai.
6. Penilaian Barang yang kena Bea Cukai
Bea
diklasifikasikan sebagai ad valorem dan spesifik. Sebuah tugas ad
valorem adalah persentase yang diterapkan pada nilai yg kena bea cukai
dari barang impor. Sedangkan tugas tertentu adalah jumlah yang
ditentukan per unit berat, gauge atau pengukuran lain kuantitas,
misalnya Rp.10, 000.00 per kilogram di bawah sistem matrix.
7. Pembayaran Bea Masuk
Pembayaran
bea dan pajak untuk barang impor harus dilakukan melalui bank devisa.
Adapun barang yang dibawa oleh penumpang yang datang dari luar negeri
yang tidak memenuhi kriteria sebagai barang komersial, pembayaran bea
dan pajak dapat dilakukan pada Kantor Pelayanan Bea Cukai di bandara.
Penumpang akan diberikan tanda terima di tempat untuk tugas dibayar.
Setiap kelebihan pembayaran bea dikembalikan dan kurang bayar adalah
tagihan.
8. Rilis Barang
Barang impor utama harus dilepaskan
segera, namun, ketika suatu pelanggaran terdeteksi, pemeriksaan ulang
menyeluruh akan dilakukan oleh Bea Cukai. Pelepasan barang akan
dikenakan prosedur kepabeanan normal. Dalam hal nilai barang impor tidak
dapat dinilai segera karena kebutuhan analisis laboratorium, Bea Cukai
dapat mengizinkan pelepasan barang setelah mengambil sampel atau
memperoleh dokumentasi teknis rinci dan pengimpor atau pemberitahu telah
mengajukan jaminan untuk menjamin pembayaran setiap bea masuk tambahan
dan pajak mungkin akan dikeluarkan.
9. Barang Rusak, Hancur atau Lupa
Menteri
Keuangan diberi kuasa untuk menghapus keseluruhan atau sebagian tugas
dibayarkan pada barang-barang terkena bea impor yang tidak dapat
dihindari oleh kecelakaan atau hilang, rusak atau hancur pada setiap
saat setelah kedatangan dalam batas dan sebelum penghapusan dari
kontrol Bea Cukai.
10. Impor Sementara
Untuk memfasilitasi
perdagangan, Bea Cukai telah menyediakan fasilitas untuk impor
sementara. Fasilitas ini memungkinkan importir untuk mengimpor barang
untuk sementara waktu tanpa pembayaran kewajiban dalam kondisi, dalam
jangka waktu tertentu, barang harus diekspor kembali. Jika tidak, barang
akan dianggap sebagai permanen diimpor atau digunakan dan importir
wajib membayar bea dan pajak yang dikeluarkan serta denda sebesar 100%
dari bea cukai dibayar.
- nama pembawa dan tuannya;
- negara asal;
- tempat di mana barang disimpan (gudang, ruang terbuka, gudang, dll);
- kualitas, deskripsi barang untuk tujuan klasifikasi dan penilaian.
PIB
harus dilengkapi dengan dokumen pendukung seperti faktur, bill of
lading, asuransi, daftar pengepakan, lisensi impor untuk jenis barang
tertentu.
5. Pemeriksaan Barang Impor
Pemeriksaan biasanya
dilakukan di tempat yang ditentukan secara hukum selama jam kerja.
Ruang lingkup pemeriksaan biasanya hingga 10%, namun ketika suatu
pelanggaran terdeteksi, pemeriksaan menyeluruh akan dilakukan.
Pemberitahu
bertanggung jawab untuk bongkar muat, membongkar, mengemas, dan
menyediakan fasilitas lainnya yang diperlukan untuk pemeriksaan barang.
Ketika dalam pemeriksaan terdapat perbedaan, sampel barang dapat
diekstraksi untuk klasifikasi yang tepat dan penilaian nilai, bea, dan
pajak atau untuk tujuan lain sebagaimana mungkin ditentukan oleh Bea
Cukai.
6. Penilaian Barang yang kena Bea Cukai
Bea
diklasifikasikan sebagai ad valorem dan spesifik. Sebuah tugas ad
valorem adalah persentase yang diterapkan pada nilai yg kena bea cukai
dari barang impor. Sedangkan tugas tertentu adalah jumlah yang
ditentukan per unit berat, gauge atau pengukuran lain kuantitas,
misalnya Rp.10, 000.00 per kilogram di bawah sistem matrix.
7. Pembayaran Bea Masuk
Pembayaran
bea dan pajak untuk barang impor harus dilakukan melalui bank devisa.
Adapun barang yang dibawa oleh penumpang yang datang dari luar negeri
yang tidak memenuhi kriteria sebagai barang komersial, pembayaran bea
dan pajak dapat dilakukan pada Kantor Pelayanan Bea Cukai di bandara.
Penumpang akan diberikan tanda terima di tempat untuk tugas dibayar.
Setiap kelebihan pembayaran bea dikembalikan dan kurang bayar adalah
tagihan.
8. Rilis Barang
Barang impor utama harus dilepaskan
segera, namun, ketika suatu pelanggaran terdeteksi, pemeriksaan ulang
menyeluruh akan dilakukan oleh Bea Cukai. Pelepasan barang akan
dikenakan prosedur kepabeanan normal. Dalam hal nilai barang impor tidak
dapat dinilai segera karena kebutuhan analisis laboratorium, Bea Cukai
dapat mengizinkan pelepasan barang setelah mengambil sampel atau
memperoleh dokumentasi teknis rinci dan pengimpor atau pemberitahu telah
mengajukan jaminan untuk menjamin pembayaran setiap bea masuk tambahan
dan pajak mungkin akan dikeluarkan.
9. Barang Rusak, Hancur atau Lupa
Menteri
Keuangan diberi kuasa untuk menghapus keseluruhan atau sebagian tugas
dibayarkan pada barang-barang terkena bea impor yang tidak dapat
dihindari oleh kecelakaan atau hilang, rusak atau hancur pada setiap
saat setelah kedatangan dalam batas dan sebelum penghapusan dari
kontrol Bea Cukai.
10. Impor Sementara
Untuk memfasilitasi
perdagangan, Bea Cukai telah menyediakan fasilitas untuk impor
sementara. Fasilitas ini memungkinkan importir untuk mengimpor barang
untuk sementara waktu tanpa pembayaran kewajiban dalam kondisi, dalam
jangka waktu tertentu, barang harus diekspor kembali. Jika tidak, barang
akan dianggap sebagai permanen diimpor atau digunakan dan importir
wajib membayar bea dan pajak yang dikeluarkan serta denda sebesar 100%
dari bea cukai dibayar.
Barang yang memenuhi syarat untuk memperoleh fasilitas masuk sementara tersebut adalah sebagai berikut :
- Barang digunakan untuk seminar dan sejenisnya;
- Barang digunakan untuk tujuan hiburan umum;
- Barang digunakan oleh para ahli untuk penelitian, pendidikan, tujuan agama, dan budaya, dan untuk
- Barang digunakan untuk seminar dan sejenisnya;
- Barang digunakan untuk tujuan hiburan umum;
- Barang digunakan oleh para ahli untuk penelitian, pendidikan, tujuan agama, dan budaya, dan untuk
membuat film / film;
- Wadah yang digunakan untuk mengangkut barang berulang kali;
- Barang digunakan untuk sampel, model atau cetakan;
- Artikel yang digunakan untuk permainan;
- Barang digunakan untuk sampel, model atau cetakan;
- Artikel yang digunakan untuk permainan;
- Kendaraan atau sarana transportasi yang digunakan oleh wisatawan sendiri;
- Artikel yang digunakan untuk operasi pengeboran minyak;
- Artikel yang akan diperbaiki, direkondisi, dimodifikasi, diuji atau dipertahankan;
- Binatang hidup digunakan untuk hiburan publik, pelatihan, berkembang biak atau sejenisnya.
- Artikel yang digunakan untuk operasi pengeboran minyak;
- Artikel yang akan diperbaiki, direkondisi, dimodifikasi, diuji atau dipertahankan;
- Binatang hidup digunakan untuk hiburan publik, pelatihan, berkembang biak atau sejenisnya.
Senin, 30 November 2015
EMKL / PPJK / TRUCKING COMPANY
Apa itu EMKL / PPJK dan Trucking Company
EMKL/U kependekan dari Eekspedisi
Muatan Kapal Laut / Udara. PPJK kependekan dari Perusahaan Pengurusan
Jasa Kepabeanan. Trucking Copmpany adalah perusahaan yang memiliki
armada angkutan darat seperti truck / mobil box. Trucking Copmpany
bukanlah EMKL dan PPJK. Namun sebuah EMKL/PPJK pasti memiliki kerjasama
dengan banyak Trucking Company. Dulu sebuah EMKL belum tentu bisa
mengurus kegiatan kepabeanan di pelabuhan atau bandara. Karena tidak
semua EMKL memiliki ijin PPJK. Namun sekarang EMKL dan PPJK adalah
identik. Karena EMKL sekarang sudah pasti memiliki ijin PPJK. Tugas EMKL
/ PPJK adalah mengurusi proses customs clearance / jasa kepabeanan di
pelabuhan / bandara. Biasanya tugas mereka satu paket seperti dibawah
ini :
1. Mengambil Kontainer kosong di DEPO KONTAINER, mengantarnya ke gudang shipper / exportir untuk dimuat barang, lalu mengantarnya ke TPK / Tempat Penumpukan Peti Kemas di pelabuhan. Atau jika pengirimannya tidak menggunakan kontainer, maka mereka cukup mengantarkan truck ke gudang shipper lalu mengantarnya ke gudang / warehouse di perusahaan yang menyediakan jasa pengiriman konsol / LCL (yaitu pengiriman barang yang tidak menggunakan kontainer""akan dijelaskan nanti"")
2. Mengurusi customs clearance / jasa kepabeanan di BeaCukai jika shipper tidak mengurusi Customs Clearance sendiri.
3. Mengurusi proses pembuatan COO (certificate of Origin) jika shipper tidak mengurusinya sendiri.
4. Menginput data Export menggunakan EDI system jika shipper belum memiliki EDI System sendiri.
1. Mengambil Kontainer kosong di DEPO KONTAINER, mengantarnya ke gudang shipper / exportir untuk dimuat barang, lalu mengantarnya ke TPK / Tempat Penumpukan Peti Kemas di pelabuhan. Atau jika pengirimannya tidak menggunakan kontainer, maka mereka cukup mengantarkan truck ke gudang shipper lalu mengantarnya ke gudang / warehouse di perusahaan yang menyediakan jasa pengiriman konsol / LCL (yaitu pengiriman barang yang tidak menggunakan kontainer""akan dijelaskan nanti"")
2. Mengurusi customs clearance / jasa kepabeanan di BeaCukai jika shipper tidak mengurusi Customs Clearance sendiri.
3. Mengurusi proses pembuatan COO (certificate of Origin) jika shipper tidak mengurusinya sendiri.
4. Menginput data Export menggunakan EDI system jika shipper belum memiliki EDI System sendiri.